"MUDA, BEDA, BERANI BERKARYA"

Selamat Datang Di Blog Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan SMAN 1 Rembang, Purbalingga

STRAND KERAJINAN

Kerajinan (handicraft) dapat diartikan sebagai produk yang dihasilkan dari keterampilan tangan.Strand (bidang) kerajinan kita akan mempelajari konsep maupun praktik tentang produk kerajinan beserta pengemasannya.

STRAND REKAYASA

Rekayasa (engineering)merupakan aplikasi ilmu pengetahuan(science)untuk menjawab persoalan praktis yang dialami manusia. Strand Rekayasa mengajak kita untuk mengetahui konsep dan praktik membuat produk rekayasa sederhana

STRAND BUDIDAYA

Budidaya merupakan suatu kerja yang berusaha untuk menambah, menumbuhkan dan mewujudkan benda ataupun makhluk agar lebih besar (tumbuh) dan berkembang (banyak). Strand Budidaya mengajak kita untuk memahami konsep dan praktik budidaya.

STRAND PENGOLAHAN

Pengolahan merupakan kegiatan membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda produk jadi agar dapat dimanfaatkan secara luas.Strand pengolahan mengajak kita untuk mengetahui konsep dan praktik membuat aneka pengolahan baik berbahan nabati maupun hewani.

25/08/14

Modal Nekad Gapai Sukses


Itulah kalimat yang cocok untuk menggambarkan mbak Yunita Hidayati.seorang wirausahawan yang telah sukses di usianya yang terbilang muda.Tanpa bertumpu pada kaki orang lain dan berdiri sendiri.Seorang wanita yang hebat dengan segala keberanian mengambil resiko

Pernyataan diatas memang cocok ditunjukan kepada mbak Yunita. Pada usianya yang menginjak 29 tahun Ia berhasil sukses dengan bertumpu pada kakinya sendiri .Mba Yunita berasal dari desa Makam dengan melakukan usaha pembuatan klambu dan sprei. Dia bertekad ingin sukses dan tidak merepotkan orang tua karena merasa sudah waktunya mandiri.Usahanya sudah dibangun sejak empat yang lalu atau sekitar tahun 2010.

Walaupun jatuh bangun dalam mendirikan usaha tapi mbak Yunita tetap semangat dengan mengandalan prinsip tidak pantang menyerah,mau mengambil resiko,dan terus bangkit walaupun banyak pesaing.Sekarang usaha klambu mba Yunita bukan hanya di desanya saja atau kawasan Purbalingga tapi sudah merambah sampai keluar Jawa.Seperti sulawesi, Kalimantan,dan Sumatra dengan penghasilan bersih sebulan sekitar Rp30.000.000,00.-Rp40.000.000,00.Sebuah penghasilan yang cukup besar untuk seorang wirausahawan muda

Kelompok: Trispia esi margitiwi , Fatimah pertiwi, Erika ayu sefiyanti , Fatin sismaidah , Fita laela, Vidayati, Sri mugiani 

Ibu Yang Tanggung Bernafkah

Itulah sosok seseorang Ibu yang berasal dari Desa Rajawana, Kecamatan Rembang, Kabubaten Purbalingga. Iya bernama Ibu Nur. Lengkapnya Ibu Nur Khasanah. Beliau sangat gigih untuk mengembangkan usahanya, yaitu jualan pakaian.

Walau hanya berwirausaha di desa beliau mampu memiliki kurang lebih 4 karyawan, tanpa memikirkan rasa lelah dan selalu berusaha keras akhrnya bisa membuat IBU NUR mencukupi kebutuhanya.

Dengan rata rata berbulan mampu menghasilkan 500-1jt. Walau kadang ada duka yang membuat IBU NUR kebingungan tapi beliau tetap tabah, dan untungnya sampai saat ini beliau tidak pernah mengalami kerugian besar. ''Berbanggalah saya, karna setiap usaha keras yang kita lakukan pastilah berbuah manis"  begitulah kata beliau.

Kelompok: Eki Cahyono, Tamziz ikmaludin, Purwati, wiwit meilani

Motivasi Pengusaha Sukses

Bapak Prihatin adalah seorang wirausahawan yang sukses dalam usaha tekstile yang patut kita apresiasi. Ia salah satu pengusaha tekstile di Karangmoncol, khususnya di desa Pepedan. Nama konveksinya ialah DANDY Collection. Ia memulai usahanya pada tahun 1998 ketika Indonesia masih krisis ekonomi. Sebelum memulai usahanya, Bapak Prihatin pernah merantau ke Jakarta.

Saat ini usaha yang digelut sudah berkembang pesat sampai keluar kecamatan. Dan usahanya sangat membantu dalam membuka lapangan pekerjaan, yang sekarang mempunyai 19 orang karyawan. Dalam 1 bulan ia dapat memperoleh penghasilan sekitar Rp. 25.000.000,00 – Rp. 35.000.000,00. Order yang ia terima kebanyakan dari seragam sekolah, kaos olahraga, kaos team sepak bola, dan lain lain.

Motivasi Bapak Prihatin dalam membuka konveksinya adalah membuka lapangan kerja bagi orang yang belum mendapatkan pekerjaan. Salah satu prinsip yang menjadi pedoman dalam berwirausaha adalah pengusaha yang sukses tidak mudah putus asa, berani mengambil resiko, dan selalu berdo’a

Kelompok: Dandi Indra Satria, Friska, Lia Novita sari, Lufi Indar Yati, Purwaningsih, Putri Lika Maulani

Bu nenti, Si Sukses Pengusaha Konveksi

Ibu nenti, itulah panggilannya seorang pengusaha konveksi asal desa sumampir yang sekarang telah berusia 61 tahun, pada mulanya tepat pada thun 2000 dengan modal RP. 450.000.000,00 ia mendirikan usaha konveksi. Dalam usahanya tersebut ia menghasilkan berbagai produk seperti klambu, gorden dan sprei. bahan dari usahanya tersebut dikirim langsung dari bandung.

Bu Nenti saat ini memiliki 10 karyawan , dengan gaji RP. 900.000,00 perbulan. hasil industri tersebut dikirim ke luar jawa seperti kalimantan, sulawesi,  sumatera, maluku bahkan ada pula yang sampai ke irian jaya. jumlah karyawan yang menjualkan hasil produknya ada 85 orang. dari usahanya tersebut Ibu nenti mendapat penghasilan bersih sebanyak RP. 6.000.000,00 perbulan. kunci keberhasilan dari usaha Bu nenti  adalah tekun , tabah dan profesional. serta tidak lupa  diiringi dengan doa

Kelompok: 1. AFRA NUNA F, AJID RAGIL S, FEBRI P. YOGA, MUHAMMAD K. AMAN, IWAN SETYANTO, INDRI DIAN M, NOVIANA H

Bu Mulyanto, Pengusaha Yang Tetap Eksis

Banyak pengusaha rumahan (home industri) yang mengalami pasang surut dalam menjalankan usahanya. Tapi tidak bagi Bu Mulyanto. Pengusaha sprei yang satu ini tetap bersemangat menjalankan usaha yang telah dilakoninya sejak tahun 2005 ini. 

Ibu Mulyanto, adalah seorang ibu rumah tangga yang mulanya hanya sebagai penjahit biasa. Namun ia beralih menjadi pengusaha sprei. Di desa Makam Kecamatan Rembang, Ibu Mulyanto mengakui kalau sprei masih menjadi kebutuhan di tengah-tengah masyarakat.

Sprei masih dibutuhkan, terbukti kalau permintaan semakin hari terus bertambah. Untungnya ia mempunyai 6 karyawan dirumahnya, sedangkan 33 diluar jadi membuat ia tidak kesulitan. Ia juga mengakui, kalau usahanya tersebut sampai sekarang masih belum mengalami peningkatan yang signifikan. Meski telah menjalankan usaha tersebut hampir 10 tahun. 

Modal awal yang ibu mulyanto keluarkan pun cukup banyak sampai 100 juta. Kalau pemasaran, menurut ibu mulyanto rata-rata pembelinya itu pedagang toko dan pesanan masyarakat yang berdomisili di dalam kota bahkan luar kota. Pemasaran di luar kota seperti di kalimantan,sumatera,sulawesi,samarinda,dll. Dalam satu hari ia bisa menghasilkan 200 sprei, sehingga penghasilan perbulan tidak bisa di hitung,dan yang penting lumayan untuk kebutuhan sehari-hari.

Menurutnya kendala yang dihadapi saat ini hanyalah pembayarannya, kalau memasarkan bagi ibu mulyanto tidak agak sulit tetapi pembayarannya yang sulit. Walaupun ia pernah mengalami kerugian tetapi alhamdulillahnya belum pernah ada konsumen yang protes karena dalam pembuatan sprei tidak sesuai dengan keinginan.


Kelompok: 1. Mely Nastiti, Rohli Winasih, Risca,Juli Setiawan, Hayun Iqbal F

Dari Kerja Keras Akhirnya Berkah

Pada tahun 2002 Bapak Suwarni mulai membuka Usahanya,hingga saat ini usahanya semakain Maju dan Berkembang.
Usaha tekstil ini tidak hanya 1 toko,Tetapi ada di toko yang lainya,Yang didirikan oleh Bapak Suwarni.Ia juga memiliki 28 Karyawan,Penghasilan Perbulannya yang didapatkan Rata-rata bisa mencapai 45 juta,Dan setiap karyawan mendapatkan Gajih perbulan antara 600.000,00 ribu- 1.500.000,00 ribu.Karena Setiap Karyawan Kerjanya Berbeda-beda.
Sebelum menjadi pengusaha tekstil yang sukses,Bapak Suwarni dulunya merantau ke Luar Jawa,Namun ia mempunya semagat Yang tinggi untuk menjadi orang yang sukses,dengan cara Berusaha keras,cermat,dan Berai berspekulasi.
Itulah cara yang dilakukan Oleh Bapak Suwarni Sehingga kini menjadi pengusaha yang sukses,bahkan ia tidak pernah bangkrut,ia pun menjual produk-produknya seperti,Korden,Seprei,Klambu,Begron,Di jawa maupun di luar jawa,Hampir 80% di jual ke luar Jawa.
Kelompok: 1.Adil Fathun SaifudinDian Purnama Sari, Inayah wulandari, Irawati, Firman Anugerah, Yoga Nugroho,Teti Setiyani

1000 Harapan Untuk Buah Hati

Terlahir dari keluarga sederhana membuat ibu 2 anak ini, mencoba merintis sebuah usaha. Usaha yang mungkin jarang diminati oleh masyarakat di wilayah Bodaskarangjati. Usaha yang terkenal dengan nama “Klambu” ini menjadi salah satu sumber penghasilan keluarganya. Dimulai sejak tahun 2003, usaha ini membawa berkah untuk 3 orang disekitarnya.

Dengan kepintarannya mencari peluang di wilayah tempat ia tinggal dengan modal Rp60 juta,Ia mampu menghasilkan 1000 klambu setiap bulan.Ibu Lati , mampu memperkerjakan 4 orang tetangganya yang dulunya tidak mempunyai pekerjaan.Cita-citanya menjadi seorang polwan,namun karena keadaan ekonomi keluraganya ,harapan menjadi polwan pun pupus ditengah jalan.Kemudian ia mencoba membuka usaha kecil-kecilan sebagai penghasil sampingan.(12/08/14)

Kelompok: 
      1.     Anis Laela Fardani
      2.     Elfa Sari Pambayun
      3.     Fahmi Melinda Sari
      4.     Fellin anandya
      5.     Niki Ira Pratiwi
      6.     Priti Setianingsih
      7.     Urip Mulia Sari

BERJUANG UNTUK MENCAPAI KESUKSESAN

Waktu itu sebelum Bapak Suharno Arifin belum mempunyai konveksi yang bernama “Happy Tailor” dia adalah seorang tukang jahit biasa yang pendapatanya hanya bisa untuk mecukupi kehidupan sehari-harinya, tetapi suatu saat pak arifin termotivasi untuk mendirikan perusahaan konveksi yang dia beri nama “HappyTailor”.

Dia setiap harinya mengumpulkan atau menyisihkan sedikit dari uang hasil jahitannya tersebut, dengan kerja keras dan ketekunannya beliau pun akhirnya berhasil mewujudkan impiannya yaitu untuk mendirikankonveksi yang sampai pada saat ini perusahaan konveksi beliau menjadi perusahaan konveksi terbesar di desatunjung muli.

Walaupun Pak Arifin hanya mempunyai 8 karyawan dan perusahaannya termasuk di daerah yang terpencil, tetapi Pak Arifin tetap semangat dan tidak putus asa dan pada akhirnya pun semuanya berbuah manis dia sukses mendidik karyawannya menjadi karyawan atau penjahit yang handal, di siplin, dan tentunya teladan dan beliau pun berhasil membuat perusahaan konveksinya itu maju, terkenal, dan sukses

Saat ini semuanya menjadi indah, kehidupan Pak Arifin sekarang menjadi lebih baik dan kebutuhanekonominya pun menjadi lebih tercukupi, sekarang beliau benar-benar telah menjadi pengusaha yang sukses dan hidupnya pun bahagia dan tidak ada kekurangan dalam memenuhi kebutuhannya.

Kelompok: 
  1. Andika Yudatama
  2. Artika Sari
  3. Eliy triyani
  4. Elma Liana
  5. Noni Winda Wati
  6. Tiana

BERASAL DARI NOL MODAL BISA MENJADI PENGUSAHA

Di Desa Pepedan Karangmoncol terdapat seorang pengusaha tekstil yang bernama Pak Prihatin . Ia tergolong sebagai pengusaha sukses yang memulai karirnya dengan nol modal dan sejak ia berumur 30 tahun. Konveksi ini berdiri sejak tahun 1998 dengan pendapatan yang duiperoleh oleh Pak Prihatin ini bernama Dandy Collection yang membuat berbagai macam jenis bordir untuk keperluan sekolah. Sampai saat ini ia sudah menjalankan koveksinya selama 16 tahun dengan di bantu para pegawainya yang berjumlah 36 orang. Konveksi ini di buka mulai 08.00 - 17.00 WIB.

Menurut beliau, usaha seperti ini memang sangat menguntungkan, tetapi adapun kendala - kendala dalam usahanya , seperti pegawai, bahan - bahan buku dan kompetitor (pesaing). Namun, beliau menuturkan "kendala itu harus dihadapi bukan untuk di takuti apalagi di hindari".

Dalam dunia usaha , tentu saja ada kalanya seorang pengusaha mengalami kerugian, begitu juga dengan Pak Prihatin  Kerugian yang diterima oleh beliau adalah relatif seperti pengusaha - pengusaha lain. Beliau jugs mempunyai niatan dan harapan untuk meningkatkan hasil produksi dan penghasilan konveksinya, karena menurut beliau usaha seperti ini tentu masih kurang keuntungannya

Kelompok: 
1. Arelia Claudio
2. Dinar Purnomo (-)
3. Kenci Murtianingsih
4. Linda Winarsih
5. Ratri Pusparini
6. Rio Aditya Dwi Pratama
7. Yuhyi Heniati

DAHULU BIASA SEKARANG JADI KAYA

"Walau usia semakin tua tapi semangat tetap menyala-nyala." Mungkin itu kalimat yang tepat untuk menggambarkan suami istri yang sukses dalam berwirausaha ini.Menurut mereka berwirausaha bukanlah hal yang mudah, karena dalam berwirausaha harus memiliki ketekunan, semangat tinggi danberani mengambil resiko. Ini adalah salah satu contoh seorang wirausahawan sukses , yaitu Ibu Suparti dan Bapak Minto dari desa Sumampir.
      
Mereka berwirausaha membuat slambu dan menjual pakaian jadi. Usaha ini di mulai dari tahun 2002 hingga sekarang .Salah satu alasan mereka memilih menjadi pengusaha slambu dan  pakaian jadi adalah minimnya pakaian jadi di Desa Sumampir ,dan dari situlah mereka melihat peluang yang cukup besar dan mereka yakin akan mendapat omset yang besar pula.
      
Dengan berwirausaha di bidang ini,mereka dapat meningkatkan taraf hidup dan setatus ekonomi mereka.Menurut mereka, salah satu cara untuk jadi usahawan yang sukses adalah berdoa, sabar , ulet ,bekerja keras ,menerapkan prinsip kehati-hatian serta selektif dalam memilih pegawai.
      
Dalam berwirausaha,kita harus berani mengambil resiko seperti gulung tikar ,tagihan macet, di tipu orang ,dll. Mereka sudah paham betul akan resiko ini. Namun mereka percaya dengan terus berdoa dan berusaha ,keuntungan akan hasil jerih payah mereka akan terbayar dengan kesuksesan yang mereka raih sekarang.
       
Bukan hanya resiko yang dapat kita peroleh dalam berwirausaha,tetapi juga banyak keuntungan yang di dapat, seperti terpenuhinya fasilitas yang mereka butuhkan,dapat menabung dan tentunya kebutuhan ekonomi mereka terpenuhi.

Jadi ,janganlah takut berwirausaha.

Kelompok: ANISIA ARDIANTI UTAMI, ADZIN ARRASYID, ANNISA RIZKI .A, DHEA DHEANTI, GAYUH ILHAM .W

Dulu Pengusaha Biasa Sekarang Menjadi Pengusaha Besar

Ibu Suhati adalah seorang pengusaha konfeksi yang sukses di" Desa Losari Rembang ", sejak tahun 2000 kurang lebih 14 tahun yang lalu. ibu 3 orang anak tersebut mendapatkan ide dari dirinya sendiri untuk membuka usaha konfeksi, dulunya usaha biasa sekarang menajadi usaha yang besar. nama konfeksi ibu suhati adalah "VIASAGIS" yang diambil dari nama ke 3 anaknya.

Modal untuk mendirikan konfeksi ini dari -0 atau dengan modal sedikit demi sedikit. Dalam konfeksi ini ada beberapa produksi ada selambu, seprai, korden dan kebutuhan rumah tangga yang diperlukan sesuai kebutuhan contohnya tutup teletivi, taplak meja dll. ibu suhati tidak perlu mendistribusikan barang pelanggan atau pembeli datang dan memesan sendiri, 

Ibu 3 anak ini, memang sangat berbakat dalam menjahit terutama menjahit  berbagai kebutuhan rumah tangga, usaha ini bisa sukses dan berhasil seperti sekarang ini karena, barang yang di produksi sangat berkualitas dan dapat menarik pembelinya, dan terutama faktor dari sosok ibu suhati yang, ulet,kreatif, inovatif, konsisten, pantang menyerah, memiliki semangat yang sangat besar , terutama memiliki sifat berani mengambil resiko dalam suatu tindakanya. banyak manfaat yang di proleh dalam konfeksi ini, bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memberikan lapangan pekerjaan bagi orang yang tidak memiliki pekerjaan.

Kelompok: Seftiandik sifanur lishar, Aldiono, Fia fitriana, Sofi andriani, Bayu wira saputra

Keberanian Jadi Kekayaan

Ibu Sumirah namanya , beliau memulai usahanya sejak 1995 sampai sekarang , Beliau bertempat tinggal di desamakam kecamatan rembang . ibu yang satu ini telah mewariskan keahlianya melalui keterampilan kepada anak-anaknya melalui produksi kelambu ibu ini dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya . Beliau telah memiliki 33 karyawan yang berada di luar dan 6 karyawan yang berada di dalam rumah , beliau telah memasarkan kelambu ini sampai ke kalimantan , samarinda , sumatra , palembang dsb.
Biaya yang dikeluarkan untuk modal sekitar 200 Juta , beliau berprinsip bahwa "bekerja apapun yang penting kita bisa dan mau bekerja keras ( yang halal )"

Kelompok:  1. Rizki Abi Oktavian, Nova Radika Sisdianto, Dian Pratiwi, Siti Khotijah, Sheptiana Nur Mawadah