"MUDA, BEDA, BERANI BERKARYA"

Selamat Datang Di Blog Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan SMAN 1 Rembang, Purbalingga

STRAND KERAJINAN

Kerajinan (handicraft) dapat diartikan sebagai produk yang dihasilkan dari keterampilan tangan.Strand (bidang) kerajinan kita akan mempelajari konsep maupun praktik tentang produk kerajinan beserta pengemasannya.

STRAND REKAYASA

Rekayasa (engineering)merupakan aplikasi ilmu pengetahuan(science)untuk menjawab persoalan praktis yang dialami manusia. Strand Rekayasa mengajak kita untuk mengetahui konsep dan praktik membuat produk rekayasa sederhana

STRAND BUDIDAYA

Budidaya merupakan suatu kerja yang berusaha untuk menambah, menumbuhkan dan mewujudkan benda ataupun makhluk agar lebih besar (tumbuh) dan berkembang (banyak). Strand Budidaya mengajak kita untuk memahami konsep dan praktik budidaya.

STRAND PENGOLAHAN

Pengolahan merupakan kegiatan membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda produk jadi agar dapat dimanfaatkan secara luas.Strand pengolahan mengajak kita untuk mengetahui konsep dan praktik membuat aneka pengolahan baik berbahan nabati maupun hewani.

06/07/14

Berbisnis Salon Muslimah

yulia-astutiBisnis salon saat ini tengah menjamur di Indonesia. Tetapi dari sekian banyak salon yang bertebaran, salon khusus muslimah cukup langka ditemui. Peluang menarik inilah yang menjadi daya tarik seorang wanita bernama Yulia Astuti untuk membuka salon yang dikhususkan untuk kaum muslimah di Indonesia.
Yulia beropini bahwa para kaum muslimah terkadang risih dan tidak nyaman jika harus satu salon dengan pria. Kebutuhan inilah yang mendorong sarjana sastra dari Universitas Indonesia untuk mendirikan salon khusus wanita. Sebelum menjadi seorang pengusaha salon sendiri, wanita yang lahir pada 17 Juli 1976 ini pernah bekerja di sebuah perusahaan asal Jepang sebelum ia keluar ditahun 2004 dan memutuskan untuk membuka salon bersama 2 rekannya, tapi belum apa-apa, 2 rekannya itu mengundurkan diri sehingga Yulia menjalankan salon itu sendiri.

Nama “Moz5″ sendiri ia ambil dari kata “mus” yang diubahnya menjadi “moz”, sementara “5″ untuk kata “limah”, jadi sudah jelas yang dimaksud adalah “muslimah”. Diluar prediksi, salon muslimah yang ia buka di Jalan Margonda Raya No. 455 Depok itu langsung dibanjiri pengunjung hanya dalam hitungan hari. Dengan dibantu 3 orang karyawan, wanita berusia 36 tahun itu berhasil melayani para pelanggan.

Sadar bahwa bisnis salon muslimah tersebut bakal sukses, Yulia langsung membuka tawaran bagi mereka yang ingin mau bermitra. Tapi Yulia tidak sembarang memilih investor, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya, calon mitra harus berhenti bekerja terlebih dahulu agar bisa 100% terfokus pada usaha salon. Saat ini sendiri, gerai salon kemitraan “Moz5″ sudah berkembang lebih dari 20 yang tersebar di beberapa wilayah, yaitu Banjarmasin, Kalimantan Timur, Jabodetabek, dan Jawa. Yulia sendiri memiliki 6 gerai pribadi.

Meski tampaknya usaha ini berjalan begitu mulus, kenyataannya tidak demikian. Anak sulung dari pasangan Jusuf A. Haras dan Syamsiah tersebut mengaku banyak kendala yang ia hadapi. Seperti sulitnya mencari karyawan karena terbatasnya SDA serta menjaga kualitas salonnya yang berkonsep islami. Karena itulah, Yulia memproduksi sendiri beberapa produk yang digunakan di salonnya untuk menjamin kualitas produk serta halal untuk dipakai. Seperti body lotion, sabun, lulur, sampo dan masker. Terobosan itu juga dilakukan untuk menjaga eksistensi “Moz5″ yang saat ini telah tersaingi oleh salon-salon muslimah lain yang mulai bermunculan di Indonesia. Semoga kisah sukses ini dapat menginspirasi kita semua.
sumber: http://www.wartawirausaha.com/2013/06/salon-khusus-muslimah-yulia-astuti/

"Sotoji" Soto Dalam Kemasan

Hidangan Soto adalah salah satu kuliner yang cukup mudah dijumpai di kota manapun. Anda bisa memilih dimana anda ingin menikmati soto, mulai dari restaurant mewah, depot, hingga warung-warung pinggir jalan. Tapi, bagaimana kalau seandainya istri sedang ngidap pada saat tengah malam, dan menu yang paling ingin dinikmati adalah soto? 

Jangan bingung, karena sudah ada solusinya. Kini sajian menu soto yang sangat populer di kalangan masyarakat ini bisa anda bawa pulang dan dapat dinikmati kapan saja. Ya, karena Soto telah hadir dalam bentuk kemasan yang dinamakan “Sotoji”. Sotoji merupakan kepanjangan dari “Soto Jamur Instan”. Jika selama ini kita hanya mengenal mie instan sebagai makanan cepat saji dalam kemasan, kini soto instan pun dapat kita nikmati sebagai hidangan pilihan alternatif selain mie rebus atau mie goreng. Adalah Rohmat Sastro Sugito yang melihat peluang usaha ini kemudian melakukan inovasi dengan menciptakan hidangan soto dalam kemasan. Ide bisnis membuat soto jamur instan sendiri datang saat ia ingin mengolah jamur yang mana jumlahnya begitu melimpah di Indonesia dan harganya pun tergolong murah.

Sebagai produk inovatif baru, Rohmat sadar dengan kesulitan yang akan dihadapi, yaitu mengenalkan hasil racikannya kepada masyarakat. Dengan kisaran modal puluhan juta rupiah, ia kemudian membangun sebuah perusahaan kecil bernama PT. Tri Rastra Sukses Sejahtera. Metode pemasaran awal yang dipilihnya adalah melalui media internet, yakni pembeli mengorder langsung lewat website resmi Sotoji, www.sotoji.com. Harganya pun terbilang murah dan sangat terjangkau siapa saja, yakni 3.500 rupiah per bungkusnya, dan 60 ribu rupiah per kardus. Karena keterbatasan mesin produksi yang dimiliki saat ini, Rohmat baru dapat berproduksi sekitar 40 kardus per harinya.

Untuk meningkatkan jumlah konsumen dan mempopulerkan produknya, Rohmat memiliki cara yang cukup jitu. Ia mengadakan sayembara lewat websitenya yaitu lomba review “Sotoji”. Cara ini terbukti efektif, banyak masyarakat yang tertarik mengikuti lombanya dan memposting review mereka di blog sebagai salah satu syarat mengikuti kompetisi review itu. Hasilnya memang sangat memuaskan, para peserta sayembara mengungkapkan pujiannya terhadap Sotoji, karena selain harganya terjangkau, rasanya pun tidak kalah nikmat dengan soto yang ada di rumah makan. Banyak pula peserta yang memberi masukan dan saran terhadap penggunaan kata-kata dalam kemasan sotoji serta harapan kepada Rohmat kedepannya yakni memberikan varian rasa seperti rasa soto Banjar, soto Lamongan, dan lain-lain. Dari teknik promosi yang dilakukannya tersebut akhirnya Sotoji makin dikenal luas di kalangan masyarakat.

Berkat produk hasil inovasinya tersebut ia mampu menghasilkan omset lebih dari 60 juta per bulannya, walaupun dapat dikatakan ia masih termasuk dalam kategori pengusaha baru. Target pemasaran Sotoji yang ingin dikembangkan Rohmat ke depannya adalah memasarkan produknya ke toko-toko agar dengan mudah bisa dijangkau oleh masyarakat luas. Tidak hanya fokus ke usaha soto instannya. Rohmat kini juga melebarkan sayap dengan membuka outlet soto, rencananya outlet Sotoji juga akan diwaralabakan. Sebuah langkah berani dan inovatif yang patut diacungi jempol. sumber: http://www.wartawirausaha.com/2013/12/rohmat-sastro-sugito-pencipta-hidangan-soto-dalam-kemasan-sotoji/