"MUDA, BEDA, BERANI BERKARYA"

Selamat Datang Di Blog Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan SMAN 1 Rembang, Purbalingga

STRAND KERAJINAN

Kerajinan (handicraft) dapat diartikan sebagai produk yang dihasilkan dari keterampilan tangan.Strand (bidang) kerajinan kita akan mempelajari konsep maupun praktik tentang produk kerajinan beserta pengemasannya.

STRAND REKAYASA

Rekayasa (engineering)merupakan aplikasi ilmu pengetahuan(science)untuk menjawab persoalan praktis yang dialami manusia. Strand Rekayasa mengajak kita untuk mengetahui konsep dan praktik membuat produk rekayasa sederhana

STRAND BUDIDAYA

Budidaya merupakan suatu kerja yang berusaha untuk menambah, menumbuhkan dan mewujudkan benda ataupun makhluk agar lebih besar (tumbuh) dan berkembang (banyak). Strand Budidaya mengajak kita untuk memahami konsep dan praktik budidaya.

STRAND PENGOLAHAN

Pengolahan merupakan kegiatan membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda produk jadi agar dapat dimanfaatkan secara luas.Strand pengolahan mengajak kita untuk mengetahui konsep dan praktik membuat aneka pengolahan baik berbahan nabati maupun hewani.

25/08/14

Modal Nekad Gapai Sukses


Itulah kalimat yang cocok untuk menggambarkan mbak Yunita Hidayati.seorang wirausahawan yang telah sukses di usianya yang terbilang muda.Tanpa bertumpu pada kaki orang lain dan berdiri sendiri.Seorang wanita yang hebat dengan segala keberanian mengambil resiko

Pernyataan diatas memang cocok ditunjukan kepada mbak Yunita. Pada usianya yang menginjak 29 tahun Ia berhasil sukses dengan bertumpu pada kakinya sendiri .Mba Yunita berasal dari desa Makam dengan melakukan usaha pembuatan klambu dan sprei. Dia bertekad ingin sukses dan tidak merepotkan orang tua karena merasa sudah waktunya mandiri.Usahanya sudah dibangun sejak empat yang lalu atau sekitar tahun 2010.

Walaupun jatuh bangun dalam mendirikan usaha tapi mbak Yunita tetap semangat dengan mengandalan prinsip tidak pantang menyerah,mau mengambil resiko,dan terus bangkit walaupun banyak pesaing.Sekarang usaha klambu mba Yunita bukan hanya di desanya saja atau kawasan Purbalingga tapi sudah merambah sampai keluar Jawa.Seperti sulawesi, Kalimantan,dan Sumatra dengan penghasilan bersih sebulan sekitar Rp30.000.000,00.-Rp40.000.000,00.Sebuah penghasilan yang cukup besar untuk seorang wirausahawan muda

Kelompok: Trispia esi margitiwi , Fatimah pertiwi, Erika ayu sefiyanti , Fatin sismaidah , Fita laela, Vidayati, Sri mugiani 

Ibu Yang Tanggung Bernafkah

Itulah sosok seseorang Ibu yang berasal dari Desa Rajawana, Kecamatan Rembang, Kabubaten Purbalingga. Iya bernama Ibu Nur. Lengkapnya Ibu Nur Khasanah. Beliau sangat gigih untuk mengembangkan usahanya, yaitu jualan pakaian.

Walau hanya berwirausaha di desa beliau mampu memiliki kurang lebih 4 karyawan, tanpa memikirkan rasa lelah dan selalu berusaha keras akhrnya bisa membuat IBU NUR mencukupi kebutuhanya.

Dengan rata rata berbulan mampu menghasilkan 500-1jt. Walau kadang ada duka yang membuat IBU NUR kebingungan tapi beliau tetap tabah, dan untungnya sampai saat ini beliau tidak pernah mengalami kerugian besar. ''Berbanggalah saya, karna setiap usaha keras yang kita lakukan pastilah berbuah manis"  begitulah kata beliau.

Kelompok: Eki Cahyono, Tamziz ikmaludin, Purwati, wiwit meilani

Motivasi Pengusaha Sukses

Bapak Prihatin adalah seorang wirausahawan yang sukses dalam usaha tekstile yang patut kita apresiasi. Ia salah satu pengusaha tekstile di Karangmoncol, khususnya di desa Pepedan. Nama konveksinya ialah DANDY Collection. Ia memulai usahanya pada tahun 1998 ketika Indonesia masih krisis ekonomi. Sebelum memulai usahanya, Bapak Prihatin pernah merantau ke Jakarta.

Saat ini usaha yang digelut sudah berkembang pesat sampai keluar kecamatan. Dan usahanya sangat membantu dalam membuka lapangan pekerjaan, yang sekarang mempunyai 19 orang karyawan. Dalam 1 bulan ia dapat memperoleh penghasilan sekitar Rp. 25.000.000,00 – Rp. 35.000.000,00. Order yang ia terima kebanyakan dari seragam sekolah, kaos olahraga, kaos team sepak bola, dan lain lain.

Motivasi Bapak Prihatin dalam membuka konveksinya adalah membuka lapangan kerja bagi orang yang belum mendapatkan pekerjaan. Salah satu prinsip yang menjadi pedoman dalam berwirausaha adalah pengusaha yang sukses tidak mudah putus asa, berani mengambil resiko, dan selalu berdo’a

Kelompok: Dandi Indra Satria, Friska, Lia Novita sari, Lufi Indar Yati, Purwaningsih, Putri Lika Maulani

Bu nenti, Si Sukses Pengusaha Konveksi

Ibu nenti, itulah panggilannya seorang pengusaha konveksi asal desa sumampir yang sekarang telah berusia 61 tahun, pada mulanya tepat pada thun 2000 dengan modal RP. 450.000.000,00 ia mendirikan usaha konveksi. Dalam usahanya tersebut ia menghasilkan berbagai produk seperti klambu, gorden dan sprei. bahan dari usahanya tersebut dikirim langsung dari bandung.

Bu Nenti saat ini memiliki 10 karyawan , dengan gaji RP. 900.000,00 perbulan. hasil industri tersebut dikirim ke luar jawa seperti kalimantan, sulawesi,  sumatera, maluku bahkan ada pula yang sampai ke irian jaya. jumlah karyawan yang menjualkan hasil produknya ada 85 orang. dari usahanya tersebut Ibu nenti mendapat penghasilan bersih sebanyak RP. 6.000.000,00 perbulan. kunci keberhasilan dari usaha Bu nenti  adalah tekun , tabah dan profesional. serta tidak lupa  diiringi dengan doa

Kelompok: 1. AFRA NUNA F, AJID RAGIL S, FEBRI P. YOGA, MUHAMMAD K. AMAN, IWAN SETYANTO, INDRI DIAN M, NOVIANA H

Bu Mulyanto, Pengusaha Yang Tetap Eksis

Banyak pengusaha rumahan (home industri) yang mengalami pasang surut dalam menjalankan usahanya. Tapi tidak bagi Bu Mulyanto. Pengusaha sprei yang satu ini tetap bersemangat menjalankan usaha yang telah dilakoninya sejak tahun 2005 ini. 

Ibu Mulyanto, adalah seorang ibu rumah tangga yang mulanya hanya sebagai penjahit biasa. Namun ia beralih menjadi pengusaha sprei. Di desa Makam Kecamatan Rembang, Ibu Mulyanto mengakui kalau sprei masih menjadi kebutuhan di tengah-tengah masyarakat.

Sprei masih dibutuhkan, terbukti kalau permintaan semakin hari terus bertambah. Untungnya ia mempunyai 6 karyawan dirumahnya, sedangkan 33 diluar jadi membuat ia tidak kesulitan. Ia juga mengakui, kalau usahanya tersebut sampai sekarang masih belum mengalami peningkatan yang signifikan. Meski telah menjalankan usaha tersebut hampir 10 tahun. 

Modal awal yang ibu mulyanto keluarkan pun cukup banyak sampai 100 juta. Kalau pemasaran, menurut ibu mulyanto rata-rata pembelinya itu pedagang toko dan pesanan masyarakat yang berdomisili di dalam kota bahkan luar kota. Pemasaran di luar kota seperti di kalimantan,sumatera,sulawesi,samarinda,dll. Dalam satu hari ia bisa menghasilkan 200 sprei, sehingga penghasilan perbulan tidak bisa di hitung,dan yang penting lumayan untuk kebutuhan sehari-hari.

Menurutnya kendala yang dihadapi saat ini hanyalah pembayarannya, kalau memasarkan bagi ibu mulyanto tidak agak sulit tetapi pembayarannya yang sulit. Walaupun ia pernah mengalami kerugian tetapi alhamdulillahnya belum pernah ada konsumen yang protes karena dalam pembuatan sprei tidak sesuai dengan keinginan.


Kelompok: 1. Mely Nastiti, Rohli Winasih, Risca,Juli Setiawan, Hayun Iqbal F

Dari Kerja Keras Akhirnya Berkah

Pada tahun 2002 Bapak Suwarni mulai membuka Usahanya,hingga saat ini usahanya semakain Maju dan Berkembang.
Usaha tekstil ini tidak hanya 1 toko,Tetapi ada di toko yang lainya,Yang didirikan oleh Bapak Suwarni.Ia juga memiliki 28 Karyawan,Penghasilan Perbulannya yang didapatkan Rata-rata bisa mencapai 45 juta,Dan setiap karyawan mendapatkan Gajih perbulan antara 600.000,00 ribu- 1.500.000,00 ribu.Karena Setiap Karyawan Kerjanya Berbeda-beda.
Sebelum menjadi pengusaha tekstil yang sukses,Bapak Suwarni dulunya merantau ke Luar Jawa,Namun ia mempunya semagat Yang tinggi untuk menjadi orang yang sukses,dengan cara Berusaha keras,cermat,dan Berai berspekulasi.
Itulah cara yang dilakukan Oleh Bapak Suwarni Sehingga kini menjadi pengusaha yang sukses,bahkan ia tidak pernah bangkrut,ia pun menjual produk-produknya seperti,Korden,Seprei,Klambu,Begron,Di jawa maupun di luar jawa,Hampir 80% di jual ke luar Jawa.
Kelompok: 1.Adil Fathun SaifudinDian Purnama Sari, Inayah wulandari, Irawati, Firman Anugerah, Yoga Nugroho,Teti Setiyani

1000 Harapan Untuk Buah Hati

Terlahir dari keluarga sederhana membuat ibu 2 anak ini, mencoba merintis sebuah usaha. Usaha yang mungkin jarang diminati oleh masyarakat di wilayah Bodaskarangjati. Usaha yang terkenal dengan nama “Klambu” ini menjadi salah satu sumber penghasilan keluarganya. Dimulai sejak tahun 2003, usaha ini membawa berkah untuk 3 orang disekitarnya.

Dengan kepintarannya mencari peluang di wilayah tempat ia tinggal dengan modal Rp60 juta,Ia mampu menghasilkan 1000 klambu setiap bulan.Ibu Lati , mampu memperkerjakan 4 orang tetangganya yang dulunya tidak mempunyai pekerjaan.Cita-citanya menjadi seorang polwan,namun karena keadaan ekonomi keluraganya ,harapan menjadi polwan pun pupus ditengah jalan.Kemudian ia mencoba membuka usaha kecil-kecilan sebagai penghasil sampingan.(12/08/14)

Kelompok: 
      1.     Anis Laela Fardani
      2.     Elfa Sari Pambayun
      3.     Fahmi Melinda Sari
      4.     Fellin anandya
      5.     Niki Ira Pratiwi
      6.     Priti Setianingsih
      7.     Urip Mulia Sari

BERJUANG UNTUK MENCAPAI KESUKSESAN

Waktu itu sebelum Bapak Suharno Arifin belum mempunyai konveksi yang bernama “Happy Tailor” dia adalah seorang tukang jahit biasa yang pendapatanya hanya bisa untuk mecukupi kehidupan sehari-harinya, tetapi suatu saat pak arifin termotivasi untuk mendirikan perusahaan konveksi yang dia beri nama “HappyTailor”.

Dia setiap harinya mengumpulkan atau menyisihkan sedikit dari uang hasil jahitannya tersebut, dengan kerja keras dan ketekunannya beliau pun akhirnya berhasil mewujudkan impiannya yaitu untuk mendirikankonveksi yang sampai pada saat ini perusahaan konveksi beliau menjadi perusahaan konveksi terbesar di desatunjung muli.

Walaupun Pak Arifin hanya mempunyai 8 karyawan dan perusahaannya termasuk di daerah yang terpencil, tetapi Pak Arifin tetap semangat dan tidak putus asa dan pada akhirnya pun semuanya berbuah manis dia sukses mendidik karyawannya menjadi karyawan atau penjahit yang handal, di siplin, dan tentunya teladan dan beliau pun berhasil membuat perusahaan konveksinya itu maju, terkenal, dan sukses

Saat ini semuanya menjadi indah, kehidupan Pak Arifin sekarang menjadi lebih baik dan kebutuhanekonominya pun menjadi lebih tercukupi, sekarang beliau benar-benar telah menjadi pengusaha yang sukses dan hidupnya pun bahagia dan tidak ada kekurangan dalam memenuhi kebutuhannya.

Kelompok: 
  1. Andika Yudatama
  2. Artika Sari
  3. Eliy triyani
  4. Elma Liana
  5. Noni Winda Wati
  6. Tiana

BERASAL DARI NOL MODAL BISA MENJADI PENGUSAHA

Di Desa Pepedan Karangmoncol terdapat seorang pengusaha tekstil yang bernama Pak Prihatin . Ia tergolong sebagai pengusaha sukses yang memulai karirnya dengan nol modal dan sejak ia berumur 30 tahun. Konveksi ini berdiri sejak tahun 1998 dengan pendapatan yang duiperoleh oleh Pak Prihatin ini bernama Dandy Collection yang membuat berbagai macam jenis bordir untuk keperluan sekolah. Sampai saat ini ia sudah menjalankan koveksinya selama 16 tahun dengan di bantu para pegawainya yang berjumlah 36 orang. Konveksi ini di buka mulai 08.00 - 17.00 WIB.

Menurut beliau, usaha seperti ini memang sangat menguntungkan, tetapi adapun kendala - kendala dalam usahanya , seperti pegawai, bahan - bahan buku dan kompetitor (pesaing). Namun, beliau menuturkan "kendala itu harus dihadapi bukan untuk di takuti apalagi di hindari".

Dalam dunia usaha , tentu saja ada kalanya seorang pengusaha mengalami kerugian, begitu juga dengan Pak Prihatin  Kerugian yang diterima oleh beliau adalah relatif seperti pengusaha - pengusaha lain. Beliau jugs mempunyai niatan dan harapan untuk meningkatkan hasil produksi dan penghasilan konveksinya, karena menurut beliau usaha seperti ini tentu masih kurang keuntungannya

Kelompok: 
1. Arelia Claudio
2. Dinar Purnomo (-)
3. Kenci Murtianingsih
4. Linda Winarsih
5. Ratri Pusparini
6. Rio Aditya Dwi Pratama
7. Yuhyi Heniati

DAHULU BIASA SEKARANG JADI KAYA

"Walau usia semakin tua tapi semangat tetap menyala-nyala." Mungkin itu kalimat yang tepat untuk menggambarkan suami istri yang sukses dalam berwirausaha ini.Menurut mereka berwirausaha bukanlah hal yang mudah, karena dalam berwirausaha harus memiliki ketekunan, semangat tinggi danberani mengambil resiko. Ini adalah salah satu contoh seorang wirausahawan sukses , yaitu Ibu Suparti dan Bapak Minto dari desa Sumampir.
      
Mereka berwirausaha membuat slambu dan menjual pakaian jadi. Usaha ini di mulai dari tahun 2002 hingga sekarang .Salah satu alasan mereka memilih menjadi pengusaha slambu dan  pakaian jadi adalah minimnya pakaian jadi di Desa Sumampir ,dan dari situlah mereka melihat peluang yang cukup besar dan mereka yakin akan mendapat omset yang besar pula.
      
Dengan berwirausaha di bidang ini,mereka dapat meningkatkan taraf hidup dan setatus ekonomi mereka.Menurut mereka, salah satu cara untuk jadi usahawan yang sukses adalah berdoa, sabar , ulet ,bekerja keras ,menerapkan prinsip kehati-hatian serta selektif dalam memilih pegawai.
      
Dalam berwirausaha,kita harus berani mengambil resiko seperti gulung tikar ,tagihan macet, di tipu orang ,dll. Mereka sudah paham betul akan resiko ini. Namun mereka percaya dengan terus berdoa dan berusaha ,keuntungan akan hasil jerih payah mereka akan terbayar dengan kesuksesan yang mereka raih sekarang.
       
Bukan hanya resiko yang dapat kita peroleh dalam berwirausaha,tetapi juga banyak keuntungan yang di dapat, seperti terpenuhinya fasilitas yang mereka butuhkan,dapat menabung dan tentunya kebutuhan ekonomi mereka terpenuhi.

Jadi ,janganlah takut berwirausaha.

Kelompok: ANISIA ARDIANTI UTAMI, ADZIN ARRASYID, ANNISA RIZKI .A, DHEA DHEANTI, GAYUH ILHAM .W

Dulu Pengusaha Biasa Sekarang Menjadi Pengusaha Besar

Ibu Suhati adalah seorang pengusaha konfeksi yang sukses di" Desa Losari Rembang ", sejak tahun 2000 kurang lebih 14 tahun yang lalu. ibu 3 orang anak tersebut mendapatkan ide dari dirinya sendiri untuk membuka usaha konfeksi, dulunya usaha biasa sekarang menajadi usaha yang besar. nama konfeksi ibu suhati adalah "VIASAGIS" yang diambil dari nama ke 3 anaknya.

Modal untuk mendirikan konfeksi ini dari -0 atau dengan modal sedikit demi sedikit. Dalam konfeksi ini ada beberapa produksi ada selambu, seprai, korden dan kebutuhan rumah tangga yang diperlukan sesuai kebutuhan contohnya tutup teletivi, taplak meja dll. ibu suhati tidak perlu mendistribusikan barang pelanggan atau pembeli datang dan memesan sendiri, 

Ibu 3 anak ini, memang sangat berbakat dalam menjahit terutama menjahit  berbagai kebutuhan rumah tangga, usaha ini bisa sukses dan berhasil seperti sekarang ini karena, barang yang di produksi sangat berkualitas dan dapat menarik pembelinya, dan terutama faktor dari sosok ibu suhati yang, ulet,kreatif, inovatif, konsisten, pantang menyerah, memiliki semangat yang sangat besar , terutama memiliki sifat berani mengambil resiko dalam suatu tindakanya. banyak manfaat yang di proleh dalam konfeksi ini, bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memberikan lapangan pekerjaan bagi orang yang tidak memiliki pekerjaan.

Kelompok: Seftiandik sifanur lishar, Aldiono, Fia fitriana, Sofi andriani, Bayu wira saputra

Keberanian Jadi Kekayaan

Ibu Sumirah namanya , beliau memulai usahanya sejak 1995 sampai sekarang , Beliau bertempat tinggal di desamakam kecamatan rembang . ibu yang satu ini telah mewariskan keahlianya melalui keterampilan kepada anak-anaknya melalui produksi kelambu ibu ini dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya . Beliau telah memiliki 33 karyawan yang berada di luar dan 6 karyawan yang berada di dalam rumah , beliau telah memasarkan kelambu ini sampai ke kalimantan , samarinda , sumatra , palembang dsb.
Biaya yang dikeluarkan untuk modal sekitar 200 Juta , beliau berprinsip bahwa "bekerja apapun yang penting kita bisa dan mau bekerja keras ( yang halal )"

Kelompok:  1. Rizki Abi Oktavian, Nova Radika Sisdianto, Dian Pratiwi, Siti Khotijah, Sheptiana Nur Mawadah

05/08/14

Pertemuan Pertama # Kerajinan dan Wirausaha Tekstil



Satuan Pendidikan : SMAN 1 Rembang
Kelas / Semester : X / Gasal
Mata Pelajaran : Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU)
Materi Pokok : Kerajinan dan Wirausaha Tekstil
Sub Materi Pokok : Wirausaha di bidang tekstil
Pertemuan Ke : 1
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit


A. Tujuan Pembelajaran

11.Melalui pengamatan tayangan foto dan video, siswa dapat menjelaskan konsep kewirausahaan
22. Melalui pengamatan, diskusi dan wawancara, siswa dapat mengidentifikasi faktor keberhasilan dan kegagalan dalam menjalankan sebuah wirausaha kerajinan tekstil

B. Indikator
1. Memahami konsep kewirausahaan dalam menjalankan sebuah wirauhsaha kerajinan tekstil
2. Mengidentifikasi faktor keberhasilan dan kegagalan dalam menjalankan sebuah wirausaha kerajinan tekstil


C. Materi

sebagai pengantar , terlebih dahulu lihat video berikut ini: 


Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian

Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul

Secara etimologi Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu.Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu


Menurut Geoffrey G. Meredith dalam bukunya “Kewirausahaan”, ciri-ciri profil wirausaha adalah sebagai berikut
Ciri-ciri :
-. Percaya diri
-. Berorientasikan tugas dan hasil
-. Pengambil resiko
-. Kepemimpinan
-. Keorisinilan
-. Berorientasi ke masa depan

Watak :
-. Keyakinan, ketidaktergantungan, induviduali-tas, optimisme.
-. Kebutuhan akan prestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energitic, inisiatif.
-. Kemampuan mengambil resiko, suka pada tantangan.
-. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain, menanggapi saran saran dan kritik.
-. Inovatif dan kreatif, fleksibel, punya banyak sumber, serba bisa, mengetahui banyak.
-. Pandangan ke depan, perseptis.

Sedangkan Bygrave merumuskan 10 sifat dari wirusaha yang terkenal dengan istilah 10 D yaitu :

a. Dream (mimpi)
Seorang wirausaha mempunyai bisi keinginan terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya.

b. Decisiveness (cepat mengambil keputusan)
Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan mengambil keputusan adalah faktor kunci dalam kesuksesan bisnis.

c. Doers (pelaku)
Seorang wirausaha dalam membuat keputusan akan langsung menindaklanjuti. Mereka melaksanakan kegiatannya secepat mungkin. Seorang wirausaha tidak mau menunda-nunda kesempatan yang baik dalam bisnisnya.

d. Determination (ketetapan hati)
Seorang wirausaha, melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dihadapkan pada kalangan dan rintangan yang tidak mungkin dapat diatasi.

e. Dedication (dedikasi)
Seorang wirausaha memiliki dedikasi yang tinggi terhadap bisnisnya, kadang-kadang mengorbankan kepentingan keluarga untuk sementara. Wirausaha di dalam melaksanakan pekerjaannya tidak mengenal lelah. Semua perhatian dan kegiatannya dipusatkan semata-mata untuk kegiatan bisnisnya.

f. Devotion (kesetiaan)
Seorang wirausaha mencintai pekerjaan bisnisnya dan produk yang dihasilkannya. Hal inilah yang mendorong keberhasilan yang sangat efektif untuk menjual produknya.

g. Detail (rincian)
Seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci. Dia tidak mau mengabaikan faktor-faktor kecil yang dapat menghambat kegiatan usahanya.

h. Destiny (nasib)
Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung kepada orang lain.

i. Dollars (uang)
Seorang wirausaha tidak mengutamakan mencapai kekayaan, motivasinya bukan karena masalah uang. Uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Ia berasumsi jika berhasil dalam bisnis maka ia pantas mendapat laba, bonus, atau hadiah.

j. Distribute (distribusi)
Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang-orang kepercayaannya itu yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak mencapai sukses dalam bidang bisnisnya.

Untuk mewujudkan karakteristik (ciri, watak dan sifat) diatas dibutuhkan :
a. Kerja Keras
Artinya kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan/memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan.

Contoh :
Seorang penjahit harus memenuhi janji kepada pelanggan, sesuai waktu yang ditetapkan walaupun harus dikerjakan siang dan malam.

b. Disiplin
Artinya sikap yang selalu tepat waktu dan tepat janji. Sehingga orang lain mempercayainya, modal utama dalam berwirausaha adalah “perolehan kepercayaan dari orang lain”.

Contoh :
Seorang pengusaha warung harus selalu tepat dan disiplin dalam membuka dan menutup warungnya, karena pembeli sudah memperkirakan sesuai dengan kebijaksanaan buka/tutupnya warung. Seandainya pengusaha tidak disiplin dalam membuka dan menutup warung, pembeli kecele (salah menduga) dan enggan untuk datang membeli.

c. Mandiri
Artinya sikap untuk tidak menggantungkan keputusan akan apa yang harus dilakukan kepada orang lain, sesuatu dikerjakan karena kemauan sendiri serta tidak merasa besar.
Karena orang lain, tetapi besar karena usaha kerasnya resiko yang dihadapi serta hambatan dan masalah yang harus diselesaikan adalah milik kita sendiri dan kita yang memutuskan cara menghadapi dan menuntaskannya, tentunya selalu berdo’a dan ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Contoh :

Norman Edwin pendaki gunung yang mempunyai reputasi nasional, sampai dengan akhir pendakiannya (meninggal dunia) ketika berusaha menyelamatkan temannya, masih mengenakan perlengkapan pendakian yang dipersiapkan sendiri sesuai standar profesional seorang pendaki.

d. Realistis
Yaitu cara berfikir yang penuh dengan perhitungan dan sesuai dengan kemampuan sehingga gagasan yang akan diajukan bukan hanya menjadi angan-angan atau mimpi belaka. Oleh karena itu apabila anda memiliki gagasan atau ide sekecil atau sebesar apapun harus dipikirkan kemungkinan realitasnya atau keterlaksanaannya.

Contoh :
Sekelompok siswa SMK jurusan Otomotif memberanikan diri membuat mobil dengan cara merakit onderdil dan mesin bekas, serta membangun bodi sesuai keinginan dan kemampuannya.

f. Prestatif
Yaitu melakukan sesuatu dengan pikiran bahwa yang akan diwujudkan memiliki nilai-nilai keunggulan sehingga memperoleh penghargaan dari orang lain, tidak asal jadi bahkan merampas/meniru hasil karya orang lain.

Contoh :
Teguh Karya dalam menggarap filmnya, secara serius dan mengutamakan keunggulan, sehingga memenangkan banyak piala citra mampu menghasilkan sutradara unggul, maupun bintang film unggul yang dibimbingnya seperti : Christine Hakim, Slamet Raharjo, Eros Jarot.

g. Komitmen Tinggi
Yaitu sikap yang Teguh memegang prinsip-prinsip kebenaran yang berlaku, tidak sekalipun mengingkarinya walaupun dengan dirinya sendiri, serta berusaha menyesuaikan perkataan dan perbuatannya.

Contoh :
Kebanyakan peluki selalu mencantumkan nama dan tanggal pembuatannya, serta tidak mau menjual lukisannya sebelum dia merasa layak. Bahkan banyak lukisan yang dibuangnya sendiri, karena ia merasa karyanya tidak memenuhi kreteria

Menurut Murphy dan Peek yang diterjemahkan dalam bukunya oleh Bukhari Alam, ada delapan anak tangga yang meliputi keberhasilan seorang wirausaha dalam mengembangkan profesinya, yaitu:

a. Kerja keras
Kerja keras merupakan modal keberhasilan seorang wirausaha. Setiap pengusaha yang sukses menempuh kerja keras yang sungguh – sungguh dalam usahanya.

b. Kerjasama dengan orang lain
Kerjasama dengan orang lain dapat diwujudkan dalam lingkungan pergaulan sebagai langkah pertama untuk mengembangkan usaha. SEorang wirausaha harus murah hati, mudah bergaul, ramah dan disenangi masyarakat dan menghindari perbuatan yang merugikan orang lain.

c. Penampilan yang baik
Penampilan yang baik ditekankan pada penampilan perilaku yang jujur dan disiplin

d. Yakin
Seorang wirausaha harus dapat yakin kepada diri sendiri, yaitu keyakinan untuk maju dan dilandasi ketekunan serta kesabaran.

e. Pandai membuat keputusan
Seorang wirausaha harus dapat membuat keputusan. Jika dihadapkan pada alternative sulit, dengan cara pertimbangan yang matang, jangan ragu – ragu dalam mengambil keputusan yang baik sesuai dengan keyakinan.

f. Mau menambah Ilmu pengetahuan
Dengan menambah ilmu pengetahuan, terutama di bidang usaha, diharapkan seorang wirausaha dapat mendukung kemampuan dan kemajuan dalam usaha.

g. Ambisi untuk maju
Tanpa ambisi yang kuat, seorang wirausaha tidak akan dapat mencapai keberhasilan. Ambisi yang kuat, harus diimbangi dengan usaha yang keras dan disiplin diri yang baik.

h. Pandai berkomunikasi
Seorang wirausaha harus dapat menarik orang lain dengan tutur kata yang baik, sopan, jujur dan percaya diri. Dengan demikian akan memberi kesan kepada orang lain menjadi tertarik daan orang akan percaya dengan apa yang disampaikan

Penyebab kegagalan dalam usaha pada umumnya disebabkan oleh 4 faktor utama, antara lain:

1. Kurangnya dana untuk modal
2. Kurangnya pengalaman dalam bidang bisnis
3. Tidak adanya perencanaan yang tepat dan matang
4. Tidak cocoknya minat terhadap bidang usaha yang sedang digeluitinya.
Menurut Alex S. Niti Semito, kegagalan wirausahawan dalam menjalankan bisnisnya terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Kegagalan yang dapat dihindarkan
Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi, karena pengusaha dapat menghindari dsan dapat diantisipasi sebelumnya. Misal: salah mengelola perusahaan, tidak ada rencana yang matang, pelayanan yang kurang baik, dll

2. Kegagalan yang tidak dapat dihindarkan
Yaitu kegagalan yang sulit atau hamper tidak dapat dihindari seperti bencana alam,peperangan, kebakaran, kecelakaan. 
Sebab-sebab kegagalan dalam menjalankan usaha:
Kurang ulet dan cepat putus asa
Kurang tekun dan kurang teliti
Tidak jujur dan kurang cekatan
Kekeliruan dalam memilih lapangan usaha
Kurang inisiatif dan kurang kreatif
Memulai usaha tanpa pengalaman dengan modal pinjaman
Mengambil kredit tanpa pertimbangan yang matang
Kurang dapat menyesuaikan dengan selera konsumen
Pelayanan yang kurang baik
Banyaknya piutang ragu – ragu
Banyaknya pemborosan dan penyimpangan
Kekeliruan menghitung harga pokok
Menyamakan perusahaan sebagai badan social
Sulit memisahkan antara harta pribadi dengan harta perusahaan
Kemacetan yang sering terjadi
Kurangnya pengawasan

D. Evaluasi

Tugas: Melakukan wawancara terhadap pengusaha tekstil didaerahmu. untuk pengumpulan tugas, di posting di blog ini, dengan cara mengirimkan komentar











06/07/14

Berbisnis Salon Muslimah

yulia-astutiBisnis salon saat ini tengah menjamur di Indonesia. Tetapi dari sekian banyak salon yang bertebaran, salon khusus muslimah cukup langka ditemui. Peluang menarik inilah yang menjadi daya tarik seorang wanita bernama Yulia Astuti untuk membuka salon yang dikhususkan untuk kaum muslimah di Indonesia.
Yulia beropini bahwa para kaum muslimah terkadang risih dan tidak nyaman jika harus satu salon dengan pria. Kebutuhan inilah yang mendorong sarjana sastra dari Universitas Indonesia untuk mendirikan salon khusus wanita. Sebelum menjadi seorang pengusaha salon sendiri, wanita yang lahir pada 17 Juli 1976 ini pernah bekerja di sebuah perusahaan asal Jepang sebelum ia keluar ditahun 2004 dan memutuskan untuk membuka salon bersama 2 rekannya, tapi belum apa-apa, 2 rekannya itu mengundurkan diri sehingga Yulia menjalankan salon itu sendiri.

Nama “Moz5″ sendiri ia ambil dari kata “mus” yang diubahnya menjadi “moz”, sementara “5″ untuk kata “limah”, jadi sudah jelas yang dimaksud adalah “muslimah”. Diluar prediksi, salon muslimah yang ia buka di Jalan Margonda Raya No. 455 Depok itu langsung dibanjiri pengunjung hanya dalam hitungan hari. Dengan dibantu 3 orang karyawan, wanita berusia 36 tahun itu berhasil melayani para pelanggan.

Sadar bahwa bisnis salon muslimah tersebut bakal sukses, Yulia langsung membuka tawaran bagi mereka yang ingin mau bermitra. Tapi Yulia tidak sembarang memilih investor, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya, calon mitra harus berhenti bekerja terlebih dahulu agar bisa 100% terfokus pada usaha salon. Saat ini sendiri, gerai salon kemitraan “Moz5″ sudah berkembang lebih dari 20 yang tersebar di beberapa wilayah, yaitu Banjarmasin, Kalimantan Timur, Jabodetabek, dan Jawa. Yulia sendiri memiliki 6 gerai pribadi.

Meski tampaknya usaha ini berjalan begitu mulus, kenyataannya tidak demikian. Anak sulung dari pasangan Jusuf A. Haras dan Syamsiah tersebut mengaku banyak kendala yang ia hadapi. Seperti sulitnya mencari karyawan karena terbatasnya SDA serta menjaga kualitas salonnya yang berkonsep islami. Karena itulah, Yulia memproduksi sendiri beberapa produk yang digunakan di salonnya untuk menjamin kualitas produk serta halal untuk dipakai. Seperti body lotion, sabun, lulur, sampo dan masker. Terobosan itu juga dilakukan untuk menjaga eksistensi “Moz5″ yang saat ini telah tersaingi oleh salon-salon muslimah lain yang mulai bermunculan di Indonesia. Semoga kisah sukses ini dapat menginspirasi kita semua.
sumber: http://www.wartawirausaha.com/2013/06/salon-khusus-muslimah-yulia-astuti/

"Sotoji" Soto Dalam Kemasan

Hidangan Soto adalah salah satu kuliner yang cukup mudah dijumpai di kota manapun. Anda bisa memilih dimana anda ingin menikmati soto, mulai dari restaurant mewah, depot, hingga warung-warung pinggir jalan. Tapi, bagaimana kalau seandainya istri sedang ngidap pada saat tengah malam, dan menu yang paling ingin dinikmati adalah soto? 

Jangan bingung, karena sudah ada solusinya. Kini sajian menu soto yang sangat populer di kalangan masyarakat ini bisa anda bawa pulang dan dapat dinikmati kapan saja. Ya, karena Soto telah hadir dalam bentuk kemasan yang dinamakan “Sotoji”. Sotoji merupakan kepanjangan dari “Soto Jamur Instan”. Jika selama ini kita hanya mengenal mie instan sebagai makanan cepat saji dalam kemasan, kini soto instan pun dapat kita nikmati sebagai hidangan pilihan alternatif selain mie rebus atau mie goreng. Adalah Rohmat Sastro Sugito yang melihat peluang usaha ini kemudian melakukan inovasi dengan menciptakan hidangan soto dalam kemasan. Ide bisnis membuat soto jamur instan sendiri datang saat ia ingin mengolah jamur yang mana jumlahnya begitu melimpah di Indonesia dan harganya pun tergolong murah.

Sebagai produk inovatif baru, Rohmat sadar dengan kesulitan yang akan dihadapi, yaitu mengenalkan hasil racikannya kepada masyarakat. Dengan kisaran modal puluhan juta rupiah, ia kemudian membangun sebuah perusahaan kecil bernama PT. Tri Rastra Sukses Sejahtera. Metode pemasaran awal yang dipilihnya adalah melalui media internet, yakni pembeli mengorder langsung lewat website resmi Sotoji, www.sotoji.com. Harganya pun terbilang murah dan sangat terjangkau siapa saja, yakni 3.500 rupiah per bungkusnya, dan 60 ribu rupiah per kardus. Karena keterbatasan mesin produksi yang dimiliki saat ini, Rohmat baru dapat berproduksi sekitar 40 kardus per harinya.

Untuk meningkatkan jumlah konsumen dan mempopulerkan produknya, Rohmat memiliki cara yang cukup jitu. Ia mengadakan sayembara lewat websitenya yaitu lomba review “Sotoji”. Cara ini terbukti efektif, banyak masyarakat yang tertarik mengikuti lombanya dan memposting review mereka di blog sebagai salah satu syarat mengikuti kompetisi review itu. Hasilnya memang sangat memuaskan, para peserta sayembara mengungkapkan pujiannya terhadap Sotoji, karena selain harganya terjangkau, rasanya pun tidak kalah nikmat dengan soto yang ada di rumah makan. Banyak pula peserta yang memberi masukan dan saran terhadap penggunaan kata-kata dalam kemasan sotoji serta harapan kepada Rohmat kedepannya yakni memberikan varian rasa seperti rasa soto Banjar, soto Lamongan, dan lain-lain. Dari teknik promosi yang dilakukannya tersebut akhirnya Sotoji makin dikenal luas di kalangan masyarakat.

Berkat produk hasil inovasinya tersebut ia mampu menghasilkan omset lebih dari 60 juta per bulannya, walaupun dapat dikatakan ia masih termasuk dalam kategori pengusaha baru. Target pemasaran Sotoji yang ingin dikembangkan Rohmat ke depannya adalah memasarkan produknya ke toko-toko agar dengan mudah bisa dijangkau oleh masyarakat luas. Tidak hanya fokus ke usaha soto instannya. Rohmat kini juga melebarkan sayap dengan membuka outlet soto, rencananya outlet Sotoji juga akan diwaralabakan. Sebuah langkah berani dan inovatif yang patut diacungi jempol. sumber: http://www.wartawirausaha.com/2013/12/rohmat-sastro-sugito-pencipta-hidangan-soto-dalam-kemasan-sotoji/

05/01/14

Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran ekonomi SMA sesuai kurikulum 2013

Berikut contoh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran ekonomi SMA  sesuai kurikulum 2013