Masalah Ekonomi
Dalam menghadapi kelangkaan atau keterbatasan sumber daya, orang
harus menetapkan pilihan terbaik dari berbagai kemungkinan pilihan yang
bisa dilakukan. Sumber daya yang terbatas menimbulkan paling sedikit
tiga masalah pokok dalam perekonomian yang harus dipecahkan oleh
masyarakat sebagai subjek ekonomi. Tiga masalah pokok tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Barang dan jasa apa yang akan diproduksi (What)
Masalah ekonomi ini berkaitan dengan barang apa yang akan di produksi
dan berapa jumlahnya. Untuk mengetahui barang apa yang akan dibuat,
pemerintah harus mengetahui barang atau jasa yang sebenarnya dibutuhkan
masyarakat. Tentunya dengan memperhatikan ketersedian SDA,SDM, SD Modal
untuk membuat barang atau jasa tersebut. Keputusan yang tepat dalam menentukan barang atau jasa yang akan diproduksi dapat mengatasi beberapa masalah ekonomi dan menekan sedikit kemungkinan timbulnya masalah baru
untuk membuat barang atau jasa tersebut. Keputusan yang tepat dalam menentukan barang atau jasa yang akan diproduksi dapat mengatasi beberapa masalah ekonomi dan menekan sedikit kemungkinan timbulnya masalah baru
2. Bagaimana barang dan jasa di produksi (How)
Masalah ini mennyangkut bagaimana cara memproduksi barang ( teknik
produksi) dan kemampuan mengombinasikan faktor-faktor produksi atau
sumber daya alam yang ada di dalam proses produksi. Dengan keterbatasan
sumber daya ekonomi yang tersedia para produsen harus mampu
mengombinasikannya bahkan sampai kepada penentu pihak-pihak yang akan
dilibatkan dalam proses produksi
3. Untuk siapa barang atau jasa dihasilkan ( for Whom)
Masalah ini menyangkut untuk siapa barang di produksi. Termasuk juga system distribusi yang dipakai
Dalam memenuhi kebutuhan, kita dihadapkan pada persoalan keterbatasan
sumber daya ekonomi. Hal ini menyebabkan manusia harus melakukan
pilihan keputusan ekonomi yang rasional (efektif dan efisien). Dengan
demikian, dalam pengambilan atau menentukan setiap pilihan harus selalu
berusaha untuk mendapat manfaat tertinggi dari setiap alternative
pilihan yang ada. Ketika telah menetapkan pilihan, berakibat pada
pengorbanan pilihan yang lain. Inilah yang memunculkan biaya peluang (opportunity cost).
Biaya peluang (opportunity cost) adalah nilai barang atau
manfaat dari suatu tindakan yang kita abaikan karena kita memilih barang
atau tindakan yang lain (Anwar, Khoirul:2009). Biaya peluang juga bisa
diartikan sebagai nilai barang yang dikorbankan karena memilih
alternatif kegiatan (Alam:2007). Jadi dapat di tarik kesimpulan biaya
peluang adalah nilai atau manfaat barang yang dikorbankan karena memilih
suatu alternative tindakan
Contoh: Fani baru lulus kuliah. Ia ditawari untuk bekerja di suatu
perusahaan dengan gaji Rp1.500.000 per bulan. Di sisi lain Fani memiliki
kemampuan secara keahlian dan modal untuk melakukan produksi suatu
barang dengan peluang mendapatkan laba Rp5.000.000,00 per bulan, tetapi
setelah melalui proses produksi dan promosi selama 3 bulan. Dari
ilustrasi di atas, jika Fani lebih memilih mengambil peluang untuk
melakukan produksi sendiri maka dia telah kehilangan peluang untuk
bekerja pada orang lain dengan gaji Rp1.000.000,00 selama 3 bulan.
Itulah yang dimaksud dengan biaya peluang. Jadi besarnya biaya peluang
bagi Fani selama 3 bulan adalah 3 x Rp1.500.000,00, yaitu
Rp4.500.000,00
Biaya peluang dalam kegiatan ekonomi disebut sebagai biaya implisit
(biaya yang benar- benar tidak dikeluarkan). Selain biaya implicit,
dalam kegiatan ekonomi dikenal juga biaya eksplist. Biaya sehari- hari
atau biaya eksplisit adalah biaya yang benar- benar dikeluarkan
seseorang dalam melaksanakan suatu kegiatan. Baik biaya implisit dan
eksplisit ini dalam kegiatan ekonomi tetap harus diperhitungkan. Kedua
biaya ini disebut dengan biaya sebenarnya (genuine cost).
Berikut ini ilustrasi untuk membedakan antara biaya peluang (implisit) dan biaya sehari- hari (biaya eksplisit)
Hani memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya di sebuah
perusahaan. Ketika bekerja dia mendapatkan gaji Rp. 2.500.000 per bulan,
jika gaji tersebut ditabung dia akan mendapatkan bunga sebesar Rp.
150.000, per bulan. Hani kemudian mendirikan usaha catering dengan modal
sebesar Rp. 5.000.000,-. Selama bulan pertama produksi biaya- biaya
yang dikeluarkan adalah sebagai berikut:
- Biaya Bahan produksi Rp. 1.500.000
- Pembelian alat- alat Rp. 1.000.000
- Gaji 2 karyawan Rp. 2.000.000
- Biaya operasional Rp. 500.000 +
Hasil penjualan selama 1 bulan Rp. 7.500.000
Berdasarkan data di atas, secara perhitungan usaha Vira akan
memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.500.000 – Rp. 5.000.000 = Rp.
2.500.000,-.Total biaya usaha Rp. 5.000.000 merupakan biaya eksplisit
karena biaya tersebut benar- benar dikeluarkan untuk menjalankan
usahanya. Keuntungan sebesar Rp. 2.500.000,- ini disebut dengan laba
akuntansi Mengacu pada penjelasan sebelumnya bahwa dalam setiap
kegiatan ekonomi baik biaya eksplisit maupun biaya implisit tetap harus
diperhitungkan. Biaya implisit yang dimaksud adalah:
- Gaji per bulan Rp. 2.500.000
- Bunga Rp. 150.000 +
Biaya implisit ini merupakan biaya yang dikorbankan oleh Vira karena
mendirikan usahanya. Biaya sebesar Rp. 2.650.000,- merupakan biaya
peluang. Jadi mengacu pada biaya sebenarnya (biaya eksplisit dan
implisit) secara ekonomi Usaha Vira mengalami kerugian sebesar Rp.
2.650.000 – Rp. 2.500.000 = Rp. 150.000,-. Secara kenyataan usaha Vira
mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 2.500.000, namun jika ditelaah dengan
biaya peluang lain yang terbuang yaitu sebesar Rp. 2.650.000, secara
ekonomi usaha Vira mengalami kerugian pertama sebesar Rp. 150.000. Akan
tetapi jika usaha tersebut terus maju dan berkembang pada bulan- bulan
berikutnya tidak menutup kemungkinan keuntungan yang akan diperoleh
lebih besar dari biaya peluang yang dikorbanan.
Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa kesimpulan yang diaambil, yaitu:
- Biaya eksplisit (biaya sehari- hari) adalah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan ekonomi tanpa harus memperhitungkan kerugian karena mengorbankan kegiatan yang lain.
- Biaya implisit adalah biaya yang muncul karena melakukan suatu kegiatan dengan mengorbankan kegiatan yang lain.
- Laba akuntansi adalah jumlah penerimaan atau pendapatan dikurangi biaya eksplisit
- Laba Ekonomi adalah pendapatan dikurangi biaya eksplisit dan biaya implicit
- Jika biaya peluang (implisit) lebih besar daripada biaya eksplisit maka usaha mengalami kerugian dan sebaliknya.
Konsep biaya peluang biasanya digunakan dalam kegiatan ekonomi untuk
mengetahui kemungkinan output produksi maksimal yang bisa dicapai dengan
penggunaan kombinasi sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
Hal ini dapat digambarkan dengan dalam bentuk batas kemungkinan produksi
(production possibility frontliner/ PPF). Batas kemungkinan
produksi adalah jumlah maksimum berbagai kombinasi output yang mungkin
di produksi oleh masyarakat dengan factor produksi tertentu yang
tersedia. Batas kemungkinan produksi tergambar dalam bentuk grafik yang
disebut kurva batas kemungkinan produksi (production possibility frontliner curve).
Sumber:
Sumber:
1. Alam 2007.Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas X.Jakarta: Esis
2. Cicilia,Endah dan Sutopo.Modul Kegiatan Siswa Cerdas Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1. Sidoarjo: Masmedia
3. Prima Setia,Hendro dan Feryanto,Agung 2012.Ekonomi.Klaten: Intan Pariwara
4. Supriyanto 2012. Ekonomi Untuk Kelas X SMA/MA.Sidoarjo: Masmedia