Perilaku Konsumen
Konsumsi adalah kegiatan manusia untuk mengurangi atau menghabiskan
nilai guna suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan, baik secara
berangsur-angsur maupun sekaligus habis. Sedangkan konsumen adalah
orang yang melakukan kegiatan konsumsi
Tujuan konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia guna mencapai kepuasan
Fungsi konsumsi:
- Untuk memenuhi kebutuhan manusia
- Memberikan kesenangan kepada manusia
- Indikator untuk mengukur tingkat status sosial manusia
- Menambah tingkat permintaan masyarakat.
Nilai barang
Nilai barang adalah kemampuan atau daya barang dalam memenuhi
kebutuhan manusia. Nilai barang dapat dibedakan menjadi dua yaitu nilai
pakai (value in use) dan nilai tukar (value in change).
1. Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang untuk dapat digunakan guna memenuhi kebutuhan manusia. Nilai pakai dibagi menjadi:
- Nilai pakai subjektif adalah nilai yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu barang karena barang tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Contoh: buku tulis bagi siswa lebih mempunyai nilai pakai yang tinggi , namun bernilai pakai rendah bagi petani
- Nilai pakai objektif adalah nilai yang diberikan sebagaian besar orang terhadap suatu barang karena barang tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Contoh: makanan, jembatan, jalan raya, mempunyai nilai pakai yang tinggi bagi setiap orang
- Nilai tukar subjektif adalah nilai yang diberikan seseorang terhadap suatu barang karena kemampuan barang tersebut untuk dapat ditukar dengan barang lain. Contoh: kolektor kaos bola , sebuah kaos bisa dijual dengan harga 2 juta, padahal harga pasar kaos bola secara umum adalah 200ribu.
- Nilai tukar objektif adalah nilai suatu barang menurut sebagian besar orang karena barang tersebut dapat ditukarkan dengan barang lain. Contoh: Daging sapi, BBM
Teori Nilai
Teori nilai memberikan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan tentang
factor yang menyebabkan barang-barang mempunyai nilai serta factor yang
memengaruhi tinggi rendahnya nilai suatu barang. teori nilai dibedakan
menjadi teori nilai objektif dan teori nilai subjektif.
1. Teori nilai objektif:- Teori nilai biaya produksi
Teori ini dikemukakan oleh adam smith. Menurut teori ini nilai suatu
barang adalah sama dengan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan
produsen untuk membuat barang tersebut. Teori ini dikenal dengan cost
theory value. Contoh: biaya produksi untuk membuat kursi adalah Rp
50.000, maka nilai barang tersebut adalah Rp 50.000
- Teori nilai biaya produksi tenaga kerja
Teori ini dikemukakan oleh david Ricardo. Menurut teori ini nilai
suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipakai utnuk
menghasilkan barang tersebut. Tenaga yang dimaksud disini meliputi
tenaga kerja manusia, peralatan dan mesin.
- Teori nilai lebih
Teori ini dikemukakan oleh Karl Marx. Menurut teori ini nilai suatu
barang ditentukan oleh besarnya biaya rata-rata tenaga kerja
dimasyarakat. Karl Marx juga berpendapat bahwa upah yang diberikan
kepada buruh tidak sesuai dengan harga barang yang dijual, sehingga
terjadi pemerasan terhadap buruh. Laba diperoleh dari selisih harga jual
dengan biaya produksi yang rendah, sehingga pemerasan terhadap buruh
disebut sebagai nilai lebih.
- Teori nilai biaya reproduksi
Menurut Carey, nilai barang harus didasarkan atas biaya reproduksi,
yaitu biaya untuk memproduksi kembali suatu barang. Contohnya : untuk
membuat meja belajar diperlukan biaya Rp 150.000,00. Setelah satu bulan
kemudian karena harga kayu naik, maka diperlukan biaya Rp 200.000,00.
Sehingga jumlah uang Rp 200.000,00 merupakan biaya reproduksi
- Teori Nilai Pasar
Teori ini dikemukakan oleh David Humme dan John Locke, yang juga
disebut market value theory. Menurut teori ini, nilai suatu barang
bergantung pada permintaan dan penawaran barang di pasar. Jika penawaran
lebih besar dari pada permintaan maka nilai barang akan turun.
Sebaliknya jika permintaan lebih besar daripada penawaran, maka nilai
barang akan naik
2. Teori nilai subjektif
Setiap orang akan mempunyai pandangan/ persepsi utilitas yang berbeda
untuk suatu barang yang sama. Menurut teori ini nilai suatu barang
ditentukan oleh utilitas dari barang tersebut. Teori nilai subjektif
yang terkenal berasal dari Herman Heinrich Gossen dan Carl Menger.
- Hukum Gossen (Herman Heinrich Gossen)
Hukum Gossen I ini mengemukakan tentang gejala tambahan kepuasan yang
tidak proporsional yang dikenal dengan The Law of Diminishing Marginal
Utility (Hukum Tambahan Kepuasan yang Semakin Menurun). Hukum Gossen I
berbunyi sebagai berikut. ”Jika jumlah suatu barang yang dikonsumsi
dalam jangka waktu tertentu terus ditambah maka kepuasan total yang
diperolah juga bertambah, akan tetapi kepuasan marjinal (tambahan
kepuasan yang diperoleh jika dikonsumi ditambah dengan satu unit) pada
titik tertentu akan semakin berkurang. Bahkan jikakonsumsi terus
dilakukan, pada akhirnya tambahan kepuasan yang diperoleh akan menjadi
negatif dan kepuasan total menjadi berkurang.”
Hukum Gossen II, ”Manusia akan berusaha memuaskan yang beraneka ragam sampai
mencapai tingkat intensitas yang sama.” Artinya manusia akan
membagi-bagi pengeluaran uangnya sedemikian rupa sehingga kebutuhannya
terpenuhi secara seimbang
berbeda dengan hokum Gossen I yang menjelaskan tetang perilaku
konsumen terhadap satu macam barang saja. Pada hokum Gossen II
dijelaskan tentang pemenuhan kebutuhan yang beraneka ragam. Karena pada
kenyataannya, konsumen membutuhkan beraneka macam barang. Masalahnya
adalah berapa pengorbanan yang harus dilakukan agar bermacam-macam
kebutuhannya dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya dan tercapai kepuasan
maksimal.
- Teori Nilai Subjektif Carl Menger
Menurut teori ini, nilai barang ditentukan oleh faktor subjektif
dibandingkan faktor objektif. Nilai berasal dari kepuasan manusia.
Karena kebutuhan manusia lebih banyak daripada barang/jasa yang tersedia
maka manusia akan memilih secara rasional barang/jasa alternatif yang
tersedia guna memuaskan kebutuhannya Dalam teori ini dikemukakan tentang
prinsip-prinsip pengkatagorian barang/jasa menurut tingkat
intensitasnya. Katagori I adalah barang-barang untuk mempertahankan
hidup, katagori II barang/jasa untuk kesehatan, dan katagori III adalah
barang/jasa untuk memberikan kesejahteraan individu. Semakin penting
barang/jasa tersebut bagi seorang individu maka nilai barang/jasa
tersebut semakin tinggi.
- Teori nilai Von Bohm Bawerk
Teori ini disebut juga teori nilai batas. Nilai batas adalah nilai
yang diberikan kepada barang yang dimilikinya paling akhir atau nilai
pemuasan yang paling akhir